Di Balik Perayaan Valentine Day di Sebagian Kalangan Kaum Muslimin

M A N H A J

DI BALIK PERAYAAN VALENTINE DAY DI SEBAGIAN KALANGAN KAUM MUSLIMIN

اِنِّيْۤ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ

“Sesungguhnya aku peringatkan engkau agar engkau tidak termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS. Huud: 46).

Peringatan telah disampaikan, tulisan telah disebar, ancaman telah dijelaskan, nasihat telah didengungkan, namun semua itu tidaklah berguna kecuali sekadar lewat.

Berantakan keimanan, hancur hati dan adab, rusak pergaulan serta keluarga, hilang sudah rasa malu, dan tercabik keislaman.

Apa sebabnya? Tidak lain karena mengikuti jalan orang-orang yang sesat, sebagaimana disampaikan kepada Rasulullah ﷺ oleh para Shahabat radhiyallahu ‘anhum,

يا رسول الله صلى الله عليه وسلم اليهود و النصارى ؟.

قال ، فمن !.

“Wahai Rasulullah ﷺ apakah (yang engkau maksud) Yahudi dan Nasrani?”

Beliau menjawab, siapa lagi!!” (HR Bukhari No. 2669).

Kita tidak akan pernah membahas secara detail apa dan bagaimana apa yang disebut Valentine’s Day. Karena hal itu adalah hal remeh dari mitos orang-orang kafir.

Namun, yang ingin kami (Abu Abd Rahman) bahas adalah rahasia di balik perayaan ini di kalangan sebagai kaum Muslimin.

1️⃣ Merebaknya kebodohan terhadap agama dan diikutinya hawa nafsu

Inilah pokok permasalahan dari semua penyimpangan dan syahwat.

Inilah dagangan orang-orang bangkrut dari kalangan kafir dan munafik, menebar syahwat dan mengajak kepada pelampiasan nafsu-nafsu dan menjauhi agama.

Karena sifat dasar manusia adalah suka kepada kerendahan dan memperturutkan hawa nafsu.

2️⃣ Terbukti nubuwah Rasulullah ﷺ sebagai bentuk mu’jizat bahwa sebagian dari ummatnya mengikuti jejak orang kafir Yahudi dan Nasrani.

3️⃣ Akibat menjauhi ilmu

Sebagian orang latah mengikuti prasangka, mitos, cerita dusta, dan hal-hal remeh,

و لو شئنا لرفعناه بها و لاكنه أخلد الى الأرض و اتبع هواه.

“Dan sekiranya Kami kehendaki tentunya akan Kami angkat martabat mereka dengannya, namun ternyata kecenderungan mereka kepada dunia (kerendahan) dan mengikuti hawa nafsu”. (QS. Al A’raf: 176).

Lihatlah hari ini, sebagian mereka diombang-ambingkan oleh perasaan dan juga hawa nafsu sehingga hal itu menjerumuskan mereka ke dalam dosa dan kekejian.

4️⃣ Hawa nafsu dan perzinaan telah dieksploitasi oleh sebagian orang yang tidak memiliki agama, kemudian muncullah industri-industri terkait hawa nafsu dan kerendahan.

Munculnya dari perpaduan antara pemuasan hawa nafsu dan pundi-pundi keuntungan ekonomi.

Sehingga semua hal yang terkait dengan kenikmatan syahwati dieksploitasi dan didukung serta dipromosikan.

5️⃣ Bentuk inferior perasaan yang diidap sebagai kaum Muslimin, ini adalah penyakit orang-orang yang lama terjajah.

Mereka cenderung menganggap apa yang datang dari penjajah kafir adalah kebaikan, bentuk maslahat kehidupan dan standar kemodernan, meskipun hal itu keburukan dan kemungkaran.

Dan membenci apapun yang ada di sisi mereka dengan menganggap semua itu adalah kerendahan, kehinaan dan keterbelakangan, meskipun itu adalah adab yang tinggi dan kebaikan.

Musibah hari ini yang kita lihat sebagai orang Islam terlihat pada diri mereka dan kehidupannya yang lebih dekat dengan kehidupan orang kafir dari pada orang-orang beriman, dari tutur kata, kebiasaan, bahasa, pakaian dan tampilan juga istiadat kufar.

6️⃣ Pertaruhan keimanan, manhaj dan aqidah Islam dengan aqidah kufur.

Di sini, satu sisi Hizbu syaitan (kelompok syaitan) dengan semua piranti dan pengikutnya dengan semua jebakan syahwat, penurutan hawa nafsu dan kesantaian serta kerendahan dan kenikmatan.

Berhadapan dengan hizbullah (kelompok orang-orang beriman) di sisi lain yang membawa risalah Allah ﷻ, kebaikan dan ketinggian hidup dan kejujuran niat.

Terlihat, nantinya siapa yang lebih condong kepada salah satu dari kedua kelompok itu.

Perbaikan ada pada kita, kaum Muslimin, selama masih ada orang-orang yang teguh menyerukan risalah Allah ﷻ ini, tidak takut dengan celaan dan berusaha mengingatkan kembali manusia akan hakikat penciptaan mereka di dunia.

Inilah rahasia, kenapa sebagian besar manusia condong kepada kekufuran kepada Allah ﷻ dan syari’at-Nya, tidak lain adalah diikutinya hawa nafsu dan syubhat.

Semoga Allah ﷻ memberikan perlindungan kepada kita semua dengan hidayah-Nya, sehingga kita bisa menempuh jalan yang sukar lagi menanjak.

وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِ . فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ

“Dan Kami telah berikan petunjuk (penjelasan) kepadanya dua jalan (ketaatan dan kedurhakaan). Maka mengapa mereka tidak menempuh jalan yang menanjak (jalan kebaikan)?” (QS. Al Balad: 10-11).